Rabu, 31 Oktober 2007

Limbah Yang Menghasilkan Duit



Tas kresek, kaleng dan kertas bekas, sampah organik atau barang lainnya adalah barang yang tak berguna dan pantas dibuang. Demikian, persepsi yang kerap muncul dihampir sebagian besar masyarakat umumnya termasuk kita. Namun, di era gaya hidup hijau, refuse, refill, recycle atau back to nature, barang tersebut menjadi sesuatu yang berharga. Barang yang tidak berguna tersebut bisa diolah menjadi produk consumer goods, pertanian, handycraft, otomotif , biogas dan sebagainya.

Di sekitar, banyak sekali sampah atau limbah yang bisa dioptimalkan. Dari hal yang paling kecil seperti kertas bekas, keleng susu, bekas oli mobil, kotoran sapi/kerbau hingga sampah rumah tangga. Limbah bisa disulap menjadi sebuah bisnis baik yang berskala kecil maupun besar, dari UKM hingga manufaktur.

Kertas bekas, misalnya. Barang ini bisa diolah menjadi bahan baku kertas bermutu setelah melewati proses manufaktur yang melibatkan modal besar. Kaleng susu, kaleng oli, bisa disulap menjadi produk antene wireless LAN. Limbah oli bisa menjadi bisnis yang besar, karena bahan dipakai sebagai bahan baku sebuah produsen oli nasional. Atau, sampah rumah tangga, umpamanya, bisa dibuat pupuk organik yang dapat menyuburkan tanaman. Tas kresek—palstik red--lewat proses sederhana bisa diolah menjadi biji plastik untuk bahan baku di pabrik-pabrik kimia. Diluar yang kami sebutkan, tentu masih banyak lagi. Kotoran hewan, serat singkong atau limbah tebu, ternyata dapat diolah menjadi produk styrofoam menggantikan bahan kimia seperti polistiren. Ampas tebu, kini dipakai sebagai bahan baku kampas rem kendaraan.

Sebagai pembaca, Anda tentu sudah banyak mengetahui tentang kisah sukses para pengusaha yang menekuni bisnis limbah ini. Banyak di antaranya kini telah menjadi jutawan atau milyarder. Kami yakin hal ini. Pasalnya, ketika sedang melakukan kegiatan jurnalistik di lapangan, kami menemukan fakta bahwa banyak produk yang berasal dari barang limbah ini. Dan, lagi, para pelaku bisnisnya, telah menikmati dari buah kreatifitasnya tersebut.

Joko Santosa, misalnya. Pengusaha asal Jogjakarta ini jeli melihat peluang bisnis kertas bekas. Usaha ini dimulai saat dia berprofesi sebagai pencari barang-barang bekas (gresek—Jawa red) di pasar. Intuisi bisnisnya muncul. Melihat jumlah kertas yang berjibun, barang tersebut lalu dikumpulkan dan dijual ke pabrik daur ulang untuk dijadikan kertas. Joko telah menikmati hasil lebih dari cukup dari bisnisnya ini.

Mully Remouldi, memiliki cerita lain lagi. Pengusaha asal Bandung itu membuat produk-produk illuminate lights dan lampu dari bahan kain dan kertas daur ulang. Produk-produk seperti lampion, kap lampu, lampu stand dan beberapa lagi lainnya telah diekspor ke manca negara di antaranya Australia dan Jerman. Di pasar domestik, kreatifitas Mully bisa dijumpai di Grand Tarakan Mall, Kalimantan Timur, PT HM Sampoerna Tbk dan beberapa lagi lainnya.

Di bidang teknologi informasi kita mengenal Muhammad Salahuddien Manggalany atau yang akrab dipanggil Didin. Pengusaha asal Malang, Jatim, ini berhasil membuat antene wireless LAN dari bekas kaleng susu. Meski belum di publikasikan secara gencar, antene sederhana itu cukup membantu jagad internet di Tanah Air. Perusahaan jasa Internet Service Provider (ISP) mengembangkan jasa layanannya lewat teknologi nirkabel dimana fungsi antene sangat diperlukan. Didin kerap diundang oleh berbagai perusahaan di luar kota untuk memasang antene ciptaannya.

Bisnis limbah, termasuk bisnis yang tidak njlimet. Hanya ditangan orang-orang kreatiflah barang tidak berguna tersebut akan berubah menjadi produk bermutu dan bernilai jual tinggi.

Kisah Pengusaha Sukses

BANDUNG - Pendidikan sekolah tak selalu menjamin kesuksesan seseorang. Sudah banyak contoh orang-orang sukses tanpa latar belakang pendidikan yang tinggi. Yoyo Saputra, salah satu contohnya.

Lelaki kelahiran Ciamis, Jabar, 41 tahun lalu ini hanya memiliki ijazah setingkat SD. Namun dengan bekal pendidikan yang pas-pasan itu, kini Yoyo mampu menjadi wirausahawan yang sukses.
Usaha yang ditejuni oleh Yoyo adalah memproduksi suku cadang mesin-mesin industri yang terbuat dari karet dan plastik. Memang kesuksesan Yoyo ini tidak datang secara tiba-tiba. Prosesnya cukup panjang.
Dimulai pada tahun 1982 ketika Yoyo nekat meninggalkan tanah kelahirannya di Ciamis. Tanpa bekal apa-apa, Yoyo yang baru lulus SD ini merantau ke Bandung. Tujuannya untuk bekerja.
“Saya diterima kerja menjadi buruh perusahaan yang membuat suku cadang mesin yang terbuat dari karet,” kata Yoyo ketika ditemui SH di rumahnya di kawasan Kiara Condong PSM Bandung.
Yoyo padahal sama sekali awam dengan pekerjaan yang ditekuninya saat itu. Beruntung Yoyo tergolong orang yang mau belajar. Lambat laun Yoyo pun mulai bisa mencetak sendiri suku cadang mesin yang terbuat dari karet seperti kopel dan poli eretan maupun selang. Kemampuannya itu terasah secara otodidak.
Di tempat kerjanya, Yoyo belajar lebih banyak lagi. Tidak sekadar hanya belajar membuat produk, tapi mulai belajar mencari order pesanan. Menurut Yoyo, dirinya memiliki pengalaman tak terlupakan kala coba-coba mencari order sendiri. Sebagai ongkos untuk pergi mencari order ke Jakarta, Yoyo harus melego jaket kulit kesayangannya. Yoyo lupa jaket kulit miliknya saat itu laku terjual dengan harga berapa. Yang pasti, kenang Yoyo, uang dari penjualan jaket kulit hanya cukup untuk ongkos berangkatnya saja.
Untuk kembali ke Bandung, Yoyo harus mencari tumpangan secara gratis. “Waktu itu saya gagal. Ternyata tidak gampang mencari order,” aku Yoyo.
Kegagalan di pengalaman yang pertama tak membuat Yoyo patah arang. Yoyo tetap terus berusaha. Hingga akhirnya, ia memperoleh order sendiri. Setelah dirasa punya cukup pengalaman, Yoyo keluar dari pekerjaannya.
Yoyo memberanikan diri untuk membuka usaha yang sama pada tahun 1985-an. Karena tidak mempunyai modal, Yoyo membuka usaha dengan uang pinjaman sekitar Rp 200.000. Dengan uang pinjaman ini, Yoyo membeli mesin press bekas.
Karena sudah mulai banyak dikenal, tidak sulit baginya untuk mendapatkan order pesanan. Pesanan pertama yang diterimanya kala itu adalah membuat semacam terminal las serta klep pompa air. Pesanan pertama ini dikerjakannya dengan baik hingga membuat si pemesan puas.
Menurut Yoyo, dirinya punya prinsip membuat produk yang kualitasnya baik dengan tepat waktu seperti yang diinginkan oleh pihak pemesan.
Dengan prinsip ini, lambat laun pesanan yang diterimanya terus bertambah. semakin banyak pemesan yang percaya pada dirinya. “Modal saya pas-pasan. Makanya saya selalu minta uang muka dari pemesan. Uang muka itu saya pakai untuk membeli bahan baku karet,” tutur Yoyo.

Hasil Kerja Keras
Kerja keras dari Yoyo mulai berbuah kesuksesan. Ketika krisis moneter melanda negeri ini sekitar tahun 1997-an, usaha yang dirintis oleh Yoyo terbukti mampu bertahan. Saat itu pesanan yang datang justru berlipat-lipat jumlahnya.
Sayangnya tidak semua pesanan mampu dipenuhinya. Harga bahan baku karet yang naik hingga 300 persen merupakan penyebabnya. Yoyo mengatakan banyak pemesan yang keberatan ketika harga produknya dinaikkan, pPadahal dengan naiknya harga bahan baku karet, sulit bagi Yoyo untuk tidak ikut menaikkan harga.
Sampai sekarang harga bahan baku karet yang terus naik selalu menjadi masalah bagi Yoyo. Di awal tahun 2005 lalu, harga bahan baku karet kembali naik hingga 10 persen. Bukan hanya harga saja yang naik, Yoyo pun ternyata harus menanggung pajak PPn untuk semua karet yang dibelinya.
Pengenaan pajak ini dikeluhkan oleh Yoyo. “Usaha saya ini usaha kecil, masak diberlakukan sama dengan industri besar, harus membayar PPn juga,” ujar suami dari Ratna Sulastri ini. Pengenaan PPn berikut harga bahan baku karet yang terus naik menjadi masalah bagi kelangsungan usaha yang dirintis oleh Yoyo.
Pasalnya, tidak semua pemesan mengerti. Ketika Yoyo harus menaikkan harga produknya, sebagian besar pemesan membatalkan pesanannya. Hingga akhirnya Yoyo harus bersiasat untuk menentukan harga.
Menurut Yoyo kalaulah harga produknya naik, kenaikan harga tidak dapat serta-merta mengikuti kenaikan harga bahan baku. Paling-paling yang dilakukannya adalah menekan keuntungan. “Dapat untung antara 10 persen-15 persen sudah bagus,” katanya.
Kalau Yoyo coba-coba cari untung lebih banyak, pihak pemesan bakal beralih ke tempat lain. Maklum, usaha sejenis seperti yang ditekuni oleh Yoyo jumlahnya sekarang sudah sangat banyak.
Persaingan di antara mereka semakin ketat. Yoyo menyikapi persaingan ini dengan cara wajar. Yoyo mengatakan kalau kemudian pihak pemesan mengalihkan order ke yang lain, berarti hal itu memang bukan rezekinya. Sikap pasrah ini justru membuat Yoyo selalu berlapang dada.
Toh pesanan selalu mengalir. Nama Yoyo yang telah dikenal sepertinya menjadi jaminan. Terlebih lagi Yoyo berani bersaing dengan menawarkan produk yang berkualitas serta menyelesaikan pesanan tepat waktu sesuai keinginan si pemesan.
Kini, Yoyo memang mulai menikmati kesuksesannya. Pesanan yang terus datang, sebanyak 11 mesin pres dan mesin bubut yang dimiliki serta 7 pekerja yang membantunya menjadi indikator kesuksesan usaha milik Yoyo.
Omzet sebesar Rp 25 juta/bulan adalah indikator lain dari keberhasilan Yoyo merintis usahanya. Semua keberhasilan ini tak membuat Yoyo cepat berpuas diri. (SH/didit ernanto)

Kecerdasan Emosi Wirausaha

Tidak selalu mudah menentukan pilihan bidang usaha
yang tepat, yang sesuai dengan kemampuan, bakat, minat,
talenta, dan potensi Anda. Sebab semua hal itu harus dapat
dikaitkan dengan kebutuhan pasar yang nyata, suatu hal
yang memerlukan kemampuan berempati, menyadari
perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain.


Kesulitan pertama yang muncul ketika seseorang memutuskan untuk menjadi wirausaha adalah mendapatkan peluang usaha yang cocok, yang sesuai dengan situasi dirinya, atau mendapatkan ide-ide yang dapat dikembangkan menjadi suatu usaha nyata. Ada dua hal yang penting disini : kecakapan pribadi dan kecakapan sosial.

Kecakapan pribadi menyangkut soal bagaimana kita mengelola diri sendiri. Tiga unsur yang terpenting untuk menilai kecakapan pribadi seseorang adalah: pertama, kesadaran diri. Ini menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri. Kedua, pengaturan diri. Ini menyangkut kemampuan mengelola emosi-mosi dan desakan-desakan yang merusak, memelihara norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, keluwesan dalam menghadapi perubahan, dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru. Dan ketiga, motivasi. Ini menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan kegagalan.

Kecakapan sosial menyangkut soal bagaimana kita menangani suatu hubungan. Dua unsur terpenting untuk menilai kecakapan sosial seseorang adalah: pertama, empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain. Juga kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya. Kedua, keterampilan sosial. Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan, membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola perubahan, bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.

Dengan kata lain keberhasilan menjadi wirausaha itu berkaitan erat dengan kecerdasan dan kecakapan emosi seseorang, suatu hal yang banyak diuraikan Daniel Goleman dalam karya-karyanya. Atau sekurang-kurangnya kita dapat mengatakan bahwa untuk menjadi wirausaha sukses diperlukan kecerdasan intrapersonal (kecakapan pribadi) dan kecerdasan interpersonal (kecakapan sosial).

Bahwa kecerdasan intrapersonal atau kecakapan pribadi merupakan hal penting dalam memilih bidang usaha nampak jelas dari pengalaman dan keberhasilan pada digital entrepreneur seperti Steve Jobs (Apple), Bill Gates (Microsoft), Michael Dell (Dell Computers), Jeff Bezos (Amazon.com), Sabeer Bathia (Hotmail.com), Abdul Rahman dan Budiono Darsono (Detik.com), John Tumiwa dan Jerry (AsiaGateway.com), Adi (Indomall.or.id), Wiro dan Korpin (Datakencana.com), dan Hardi (Indomall.com). Sebab sebagaimana telah saya paparkan dalam buku Berwirausaha Dari Nol (Gramedia Pustaka Utama, 2000), mereka semua memilih bisnis di alam maya sebagai pengembangan dari kesenangan atau hobi "bergaul" dengan komputer. Juga terlihat dalam kisah sukses kolektor sepatu eksklusif Linda Chandra yang memilih usaha sesuai hobinya sejak kecil itu. Nilasari dan Theresia Juliaty berhasil mengembangkan hobi memasak kue menjadi bisnis yang menguntungkan. Riyanto Tosin dan Iwan Gayo menyenangi bidang pendidikan dan sukses dalam usaha menulis, menerjemahkan dan menerbitkan buku-buku pendidikan. Dale Carnegie menjadi kesohor karena kesenangannya menulis dan mengajar dikelola menjadi buku laris How To Win Friend and Influence People, How To Stop Worrying and Start Living, dan mendirikan Dale Carnegie Training. Stephen Covey menjadi terkemuka karena berhasil mengolah kesenangannya melakukan studi pustaka dan merajutnya menjadi karya-karya besar yang menggoncang dunia, The 7 Habits of Highly Effective People, The 7 Habits of Higly Effective Family, Living The 7 Habits, Principle-Centered Leadership, dan mendirikan Covey Leadership Center.

Jadi langkah pertama dalam memilih bidang usaha adalah menemukan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti :
• Apakah Anda mengenali emosi-emosi diri dan dampak yang ditimbulkannya dalam diri Anda? Apa yang membuat Anda senang, gembira, atau sedih?
• Apakah Anda mengetahui kekuatan-kekuatan pribadi Anda, bakat, talenta, pengetahuan, dan keterampilan yang telah Anda kembangkan serta batas-batasnya?
• Dalam hal apa Anda memiliki keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri (percaya diri)?
• Seberapa jauh Anda mampu mengendalikan diri dalam mengelola desakan-desakan hati yang merusak?
• Apakah Anda memiliki sifat dapat dipercaya, jujur dan menunjukkan integritas?
• Seberapa jauh Anda merasa bertanggung jawab atas hasil-hasil yang Anda peroleh selama ini (kinerja pribadi)?
• Apakah Anda menunjukkan keluwesan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang tak terhindarkan?
• Apakah Anda terbuka dan menerima pendapat, gagasan, dan informasi-informasi baru untuk berinovasi?
• Seberapa jauh Anda memiliki dorongan yang kuat untuk maju, meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup Anda?
• Seberapa jauh Anda mampu menyesuaikan diri dengan kelompok?
• Seberapa jauh Anda mempersiapkan diri untuk mengambil atau memanfaatkan kesempatan?
• Seberapa gigih Anda menghadapi halangan dan kegagalan dalam mencapai cita-cita pribadi Anda?

Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu menunjukkan tingkat kecerdasan intrapersonal atau kecakapan pribadi seseorang. Tetapi untuk menjadi wirausaha kita tidak dapat berhenti sampai disitu. Sebab diperlukan kecerdasan interpersonal atau kecakapan sosial untuk melengkapinya. Dalam hal ini kecerdasan intrapersonal menjadi fondasi dari kecerdasan interpersonal, kecakapan pribadi merupakan landasan untuk mengembangkan kecakapan sosial, etika karakter menjadi tumpuan etika kepribadian. Itulah yang ditunjukkan oleh kisah-kisah wirausaha sukses tersebut di atas.

Bill Gates tahu betul bahwa ia cerdas dalam menyusun program-program komputer (software). Tapi hal itu tidak cukup untuk menjadi wirausaha. Ia juga harus memahami keinginan, kebutuhan, dan kepentingan pasar global terhadap teknologi komunikasi informasi yang mudah dipahami (user friendly). Kemampuannya berempati dengan keinginan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain itulah yang membuat Microsoft selalu menawarkan produk-produk yang relatif mudah dipergunakan untuk berbagai kepentingan konsumennya.

Michael Dell sadar sekali bahwa sejak usia remaja ia menyukai metode pemasaran langsung ke pelanggan (end users), tanpa perantara. Dan ia belajar sungguh-sungguh untuk memanfaatkan teknologi komputer sekaligus sebagai sarana memasarkan secara langsung (direct marketing). Sebab hal ini dapat menekan biaya, sehingga konsumen diuntungkan. Pemasaran langsung juga memungkinkan Dell menjalin hubungan yang erat untuk mendapatkan masukan atau bahkan melibatkan konsumen dalam proses inovasi produk-produknya (relationship marketing). Ada pemahaman yang kuat mengenai kebutuhan, keinginan, dan kepentingan konsumen yang dilayaninya. Ada minat yang kuat untuk berempati dan menawarkan solusi yang saling menguntungkan (win win solution).

Budiono Darsono sadar betul bahwa ia mahir dalam menjalankan fungsi sebagai redaktur media cetak. Pengalamannya di majalah TEMPO dan tabloid DeTik, misalnya, menunjukkan bakat-bakatnya yang terbaik. Masalahnya ia melihat adanya kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pembaca media di Indonesia untuk mendapatkan berita aktual sedini mungkin. Soalnya adalah bagaimana memuat berita tentang peristiwa penting yang terjadi hingga pukul enam sore, agar dapat diketahui pembaca pada pukul delapan malam, hari yang sama (sementara media cetak baru muncul esok pagi). Jawabnya adalah membuat media online di internet. Maka dengan modal nekad dan uang 30-an juta rupiah (sementara untuk mendirikan media cetak diperlukan investasi miliaran rupiah) lahirlah situs Detik.com. Bahkan mulai Februari 2000 Detik.com dikembangkan menjadi bisnis portal dan bukan sekadar media digital.

Dalam bentuknya yang populer, kecerdasan interpersonal dan kecakapan sosial ini umumnya di subkontrakkan menjadi apa yang galib disebut survei dan riset pasar. Intinya sama, yakni mengetahui keinginan, kebutuhan, dan persepsi segmen pasar yang ingin dibidik dan mengkaji kemungkinan menangguk keuntungan dari segmen pasar tersebut.

Jadi, bagaimana memilih bidang usaha yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan kemampuan pribadi Anda? Pertama, gunakanlah kecerdasan intrapersonal dan kecakapan pribadi Anda. Untuk itu pakailah pertanyaan-pertanyaan sebelumnya sebagai bahan refleksi, melakukan perjalanan ke dalam diri Anda sendiri. Hal ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pribadi (atau kelompok), tak bisa digantikan oleh siapapun juga. Ketahuilah secara pasti apa produk atau jasa yang dapat Anda tawarkan kepada orang lain (sebagai solusi terhadap masalah tertentu), yang sesuai dengan minat, bakat, talenta, dan hobi Anda.

Kedua, gunakanlah kecerdasan interpersonal dan kecakapan sosial Anda untuk berempati, memahami kebutuhan, keinginan, kepentingan, dan permasalahan segmen pasar tertentu. Sepanjang dimungkinkan, lakukan survei dan riset pasar. Kalau modal usaha Anda memadai subkontrakkan hal ini pada para ahlinya. Kalau modal usaha Anda pas-pasan, lakukan saja sendiri. Kunjungi pasar-pasar tradisional dan modern, hadiri pameran-pameran, wawancarai orang-orang yang menurut Anda memahami hal yang ingin Anda ketahui, dan seterusnya.

Sukses Wirausaha di Bidang Pemasaran

Seandainya semua orang mau bekerja sebagai tenaga pemasaran, maka tidak akan ada pengangguran di negeri ini. Banyak sekali perusahaan yang membutuhkan tenaga pemasaran seperti perusahaan properti, perusahaan asuransi, perusahaan otomotif, dan bahkan perusahaan yang memasarkan berbagai produknya dengan sistem multi level marketing membutuhkan tenaga-tenaga marketing yang sekaligus menjadi entrepeneur.

Sebagian orang beranggapan bahwa bekerja harus menjadi karyawan di kantor atau pabrik, dengan posisi tertentu dan mendapatkan gaji tetap setiap bulannya. Pekerjaan yang bukan dengan sistem gajian menjadi tidak menarik bagi mereka. Menjadi tenaga pemasaran atau wiraniaga selalu dipandang sebelah mata, karena tidak ada gaji dan hanya mengandalkan komisi atau bonus, kalaupun ada paling-paling hanya uang transport atau uang makan.

Ujung tombak dari setiap kegiatan usaha adalah pemasaran, dan berlaku untuk semua usaha baik itu penghasil barang ataupun jasa. Tanpa pemasaran yang baik, perusahaan hanya seperti menunggu durian runtuh, yaitu menunggu keajaiban datang berupa ”order” dan baru bisa berproduksi berdasarkan order yang kebetulan datang.

Banyak cara orang gunakan untuk sukses menjadi entrepeneur atau wirausaha, namun cara yang terbanyak adalah memulai berproduksi dengan menggunakan modal. Meskipun ditopang dengan modal yang cukup, cara seperti ini biasanya tidak menjamin kesuksesan.

Memulai sebuah usaha memerlukan keberanian, namun keberanian saja tidak cukup, beberapa orang terlalu optimis dengan modal dan keberanian, namun ketika kegagalan datang, keberanianpun hilang.

Konsep sukses tanpa modal adalah memulai usaha dengan berangkat dari kemampuan seadanya ditambah keberanian untuk memulai, sekaligus siap berproses dengan kemungkinan gagal, bahkan dengan tanpa uang sekalipun atau modal Rp.0,-

Banyak cara bisa dilakukan orang untuk memulai menjadi entrepeneur, kesempatan terbesar yang pasti bisa dilakukan oleh siapa saja dengan tanpa modal adalah menjadi tenaga penjualan atau wiraniaga. Masalahnya sebagian besar orang tidak tertarik dengan profesi ini. Bahkan sekali, dua kali mencoba gagal, mereka langsung memvonis dirinya sendiri dengan predikat ”tidak bakat dagang”

Kenapa dengan dua, tiga kali gagal dan jatuh, manusia memvonis dirinya tidak bakat.

Sementara bayi untuk bisa berdiri saja harus belajar duduk, kemudian merangkak dan ratusan bahkan ribuan kali terjatuh. Apalagi untuk belajar jalan kemudian berlari, pasti susah sekali kita menghitung berapa kali bayi itu terjatuh bahkan hinga terluka untuk bisa berjalan dan berlari.

Kamis, 25 Oktober 2007

Tips Menghadapi gempa Bumi dan Tsunami

Tips Menghadapi Gempa Bumi

• Bila Berada di Dalam Rumah

1. Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah di bawah meja atau tempat tidur.
2. Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
3. Jauhi rak buku, lemari dan jendela kaca.
4. Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda- benda yang tergantung di dinding dan sebagainya.

• Bila Berada di Dalam Gedung Bertingkat

1. Hindari penggunaan lift, gunakan tangga darurat
2. Siapkan senter atau alat penerangan untuk berjalan di tangga darurat

• Bila Berada di Luar Ruangan

1. Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi, dan sebagainya.
2. Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
3. Jauhi rak-rak dan jendela kaca.

• Bila Berada di Dalam Ruangan Umum

1. Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
2. Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari , jendela kaca dan sebagainya.

• Bila Sedang Mengendarai Kendaraan

1. Segera hentikan di tempat yang terbuka.
2. Jangan berhenti di atas jembatan atau di bawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.

Sumber : Bakornas


Tips Menghadapi Tsunami

• Jika tinggal atau berada di pantai

- Kenalilah dengan baik tempat-tempat yang dapat digunakan untuk menyelamatkan diri dari terjangan gelombang tsunami seperti bukit, bangunan tinggi, menara air, pohon dan bangunan tinggi lainnya.

- Kenalilah dengan baik tanda-tanda akan datangnya tsunami. Yaitu sebagai berikut:

1. Air laut yang surut secara tiba-tiba.
2. Terciumnya bau garam yang menyengat secara tiba-tiba.
3. Munculnya buih-buih air sangat banyak di pantai secara tiba-tiba.
4. Terdengar suara ledakan keras seperti suara pesawat jet atau pesawat supersonik atau suara ledakan bom runtuh.
5. Terlihat gelombang hitam tebal memanjang di garis cakrawala.

- Jika anda melihat salah satu atau beberapa dari tanda-tanda tersebut, lakukanlah hal berikut:

1. Jika anda sedang berada di atas kapal di tengah laut, segera pacu kapal anda kearah laut yang lebih dalam
2. Jika anda berada di pantai atau di dekat pantai, segera panjat bangunan atau pohon yang tinggi, yang paling dekat dari tempat anda berada. Ingat waktu kita untuk berlari dari kejaran gelombang tsunami itu hanya kurang dari 20 menit.

Sumber : LIPI

Investasi Properti

Investasi mulai bertumbuh, yang akan bertumbuh adalah real estat dan perkantoran. Sedangkan perhotelan bergantung pada keamanan.
Kalau melihat indikator yang ada, ekonomi nasional akan bertumbuh hingga 8 persen pada 2009. Tahun 2009 penting karena itu 12 tahun setelah krisis ekonomi dan 2007 berarti 10 tahun setelah krisis. Biasanya 10 tahun akan mencapai puncak seperti sebelum krisis. Bisnis perumahan sekarang ini baik disebabkan oleh bunga bank yang turun sampai 9 persen. Jadi, properti bagus bukan tanda bahwa ekonomi sudah normal, tetapi karena bunga turun dan orang berbondong-bondong mengambil KPR (Kredit Pemilikan Rumah).

Selasa, 23 Oktober 2007

Kehidupan Jalanan

Kehidupan jalanan, anak jalanan, pengemis jalanan, pedagang jalanan, dan semua hal berbau jalanan sangat marak di negeri ini. Orang jalanan sampai orang pinggiran dari tahun ke tahun semakin meningkat. What's wrong?

Mereka orang pinggiran banyak yang tak punya tempat tinggal (Tuna Wisma), tidur di stasiun-stasiun Kereta Api, kolong jembatan, dan emper toko. Remaja, anak balita, hingga bayi berlomba-lomba dalam mengemis." Apa Kata Dunia?" Anak-anak diajarkan meminta-minta, mencuri dan menipu.

Mereka adalah saudara kita, "Apa Kata Dunia?"

Upaya pemerintah untuk menertibkan 'saudara kita' itu belum nampak progress yang signifikan, karena pendatang baru di dunia jalanan kian marak.

Sebaiknya pemerintah dan kita semua tanggap terhadap kondisi sekarang ini. Selamatkan generasi bangsa dari kehancuran!!!!!

Senin, 22 Oktober 2007

Best Life

Kiat Agen Properti di Tengah Pasar Properti yang Kurang Bergairah.

1. Pengetahuan kita tentang lokasi, jenis property dan pasar.

Pada saat penjual kesulitan menjual di pasar sekunder, dia mulai mempertimbangkan berhubungan dengan agen property. Penjual akan menemui banyak agen untuk mendapat masukan tentang nilai pasar propertinya, dan servis dari agen. Agen dibayar sesuai pengetahuannya tentang lokasi, keadaan pasar dan pengalaman. Tanpa itu agen tidak akan mendapatkan hak pemasaran dan harga listing yang wajar. Bagaimana penjual bisa tahu tentang keadaan pasar, bila agen tidak memberikan gambaran yang tepat dalam presentasinya.

Kadang penjual berpikir daerahnya ok. Harga jual ditentukan dengan informasinya yang terbatas. Akan dibutuhkan waktu pemasaran yang lama ujntuk membuatnya laku. Agen property yang professional harus mampu mengubah persepsi penjual untuk mendapat harga listing yang saleable.

2. Menghadapi permintaan harga yang tinggi.

Penjual sudah bertemu dengan beberapa agen property ,dia akan condong menyerahkan pemasaran pada agen yang menilai dgn harga tinggi. Agen property professional tidak boleh mengarahkan penjual pada harga yang salah untuk mendapatkan listingnya.

Harga listing yang overprice merugikan agen property sendiri. Listing tidak akan terjual, pengeluaran biaya pemasaran siaa-sia. Penjual merasa kecewa bila tidak terjual. Bahkan dia bisa marah , agen tidak mendapat kesempatan memperpanjang listing.

Integritas seorang agen dipertaruhkan pada saat pemasaran , karena pembeli juga akan mencela harga yang tidak sebanding dengan property lain di sekitarnya. Agen berbohong pada penjual dari awal bila dia tahu harga yang kemahalan tapi tidak mengungkapkan. Tidak ada sesuatu yang baik akan dihasilkan dari permulaan yang buruk, kebohongan.

Sebenarnya penjual yang sudah mencoba memasarkan propertinya sendiri cukup paham. Seharusnya dia lebih mudah disadarkan tentang harga pasar yang lebih realistis. Justru biasanya agen property yang menggunakan harga listing untuk bersaing mendapatkan listing. Bukan membuat property terjual, tapi menuai image yang buruk .

3. Keadaan pasar property berubah.

Setiap listing yang telah diperoleh harus diberikan program pemasaran yang terbaik. Perpanjangan pasti diperoleh bila ternyata belum terjual, karena penjual telah melihat usaha optimal yang telah dilakukan oleh agennya.

Mendapatkan kastemer yang baru pasti lebih sulit, dibanding memelihara dan meningkatkan hubungan dengan klien yang ada. Bagi kastemer juga merasa lebih nyaman dengan agen yang telah dikenalnya dari pada ganti agen. Penjual yang tidak memperpanjang pemasaran dengan agen yang lama, hampir pasti karena agen propertinya yang tidak bertanggung jawab .

4. Tetap berhubungan dengan mantan Pelanggan.

Mantan klien yang puas dengan layanan agen property adalah sumber referral. Kirimkan brosur catalog tiga bulan sekali. Hubungi telpon empat bulan sekali. Kirimkan informasi tentang perkembangan daerah dari property yang dibeli melalui kita .

Apa yang kita lakukan saat ini adalah gambaran referral bisnis kita beberapa bulan kedepan. Jangan lupa juga layanan purna jual bila kita ingin meningkatkan referral .

5. Terus membangun bisnis melalui farming dan ketuk pintu

Penguasaan sebuah target pasar harus semakin ditingkatkan dalam situasi pasar dan kondisi persaingan saat ini. Ketuk pintu sangat dianjurkan bagi agen yang baru mendapatkan listing didaerah itu. Tetangga adalah pembeli potensial , secepatnya berikan infonya.

Open house juga suatu cara membentuk image dari agen dalam target pasarnya. Orang akan ingat akan namanya bila sering melihat namanya dalam spanduk dijual atau open house di daerahnya. Pikirkan bagaimana berbeda dengan agen lain di daerah itu.

6. Strategi yang kreatif supaya property terjual.

Jangan hanya mendaftarkan property di jaringan informasi kantor. Bukan cuma pasang tanda dijual, atau iklan dan berdoa mendapat respon secepatnya, hanya itu ? Tidak kreatif, semua agen melakukan itu.

Lakukan lebih bila ingin mendapat lebih. Lebih banyak respon, image lebih baik dari penjual ,karena usaha kita berbeda . Beberapa hal ini tidak dilakukan agen biasa. Kirim email ke pembeli potensial , kalau punya data email orang yang tepat. Kalau property kurang menarik sarankan sedikit perbaikan supaya lebih menjual.

Hubungi broker lain ajak melihat property kita dan berikan kesempatan co-broking. Buat foto flier tempelkan di tempat yg sering dikunjungi penghuni di perumahan tersebut. Bagikan brosur, Just list, Best buy.

Semakin banyak upaya yang kita lakukan semakin penjual terkesan . Berikutnya semakin mudah kita minta penurunan harga atau perpanjangan listing. Sampai terjual.

7. Jadilah pakar dalam target pasar

Berapa banyak property yang terjual melalui kita dalam 6 bulan terakhir di daerah itu?
Berapa persen property di daerah itu dijual melalui kita sebagai broker?
Apakah kita agen property yang paling aktif di daerah itu?
Apakah kita agen property yang paling dikenal di daerah itu?

Google
 

WELCOME

Professional dalam Pelayanan

Property Yang Anda Harapkan?

Life Nice

Life Nice
Kediaman Dekat Perairan Sungguh Menakjubkan

Contact Us

panduan-mendapatkan-property.blogspot.com

Jl. Prabu Siliwangi X, no 33 Sukaharja Telukjambe,
Karawang 41313 – Jawa Barat -Indonesia 14440
Telp: (021) 98844249 / 085697369787
Email: cepiar.arc@Gmail.com

Profil Perusahaan

Visi CCG: Menjadi Perusahaaan Kelas dunia Yang bergerak di bidang real estate, serta berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan ummat manusia. Kegiatan Usaha meliputi Perdagangan, Perindustrian, dan Jasa.